*****TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN-KOMENTAR-JEMPOL-DAN-FOLLOW ANDA DI ARFAN BLOG™ MENEBAR ILMU MERAIH AMAL*****

Jumat, 28 Juni 2013

Diantara Hadits-Hadits Shahih tentang Shaum dan Bulan Ramadhan

Oleh: Farid Nu’man Hasan 
Ini adalah risalah kecil tentang kumpulan hadits-hadits shahih seputar puasa (shaum) dan bulan Ramadhan, dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Pentingnya risalah ini adalah sebagai bahan referensi yang bisa dijadikan sandaran terpercaya dalam mengamalkan ajaran agama; khususnya tentang shaum dan Ramadhan. Selain itu, ini merupakan upaya meredam kebiasaan sebagian umat Islam, baik kaum terpelajar dan orang awam, yang sering menyampaikan hadits-hadits tentang shaum dan Ramadhan tanpa memberitahukan, atau tanpa mau tahu, tentang dari siapakah hadits itu berasal? Terlebih lagi bagaimana otentitas hadits tersebut; shahih atau dhaif?
Hendaklah seorang muslim lebih perhatian dengan pengamalan hadits-hadits shahih. Sebab, kesibukkan dengan hadits-hadits shahih akan dapat mengurangi tersebarnya hadits-hadits dhaif di tengah umat Islam.
Berikut ini adalah kumpulan hadits-hadits shahih tersebut, sejauh yang bisa kami kumpulkan. Selain itu, kami juga tambahkan seperlunya atsar shahih dari para sahabat dan tabi’in. Kami yakini upaya ini masih sangat memerlukan tambahan di sana sini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Tabaraka wa Ta’ala.
* * * * *
1. Berpuasa karena melihat hilal, berhari raya juga karena melihat hilal, jika tertutup awan maka genapkan hingga tiga puluh hari
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan Sya’ban sampai tiga puluh hari. (HR. Bukhari No. 1909)
Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَصُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ ثَلَاثِينَ

Maka berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, lalu jika kalian terhalang maka ditakarlah sampai tiga puluh hari. (HR. Muslim No. 1080, 4)

إِنَّمَا الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ فَلَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ
 
Sesungguhnya sebulan itu 29 hari, maka janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihatnya (hilal), dan janganlah kalian berhari raya sampai kalian melihatnya, jika kalian terhalang maka takarkan/perkirakan/hitungkanlah dia. (HR. Muslim No. 1080, 3)
2. Berpuasa Ramadhan menghilangkan dosa-dosa yang lalu
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 38, 1910, 1802)
Makna ‘diampuninya dosa-dosa yang lalu’ adalah dosa-dosa kecil, sebab dosa-dosa besar –seperti membunuh, berzina, mabuk, durhaka kepada orang tua, sumpah palsu, dan lainnya- hanya bias dihilangkan dengan tobat nasuha, yakni dengan menyesali perbuatan itu, membencinya, dan tidak mengulanginya sama sekali. Hal ini juga ditegaskan oleh hadits berikut ini.
3. Diampuni dosa di antara Ramadhan ke Ramadhan
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ

“Shalat yang lima waktu, dari jumat ke jumat, dan ramadhan ke Ramadhan, merupakan penghapus dosa di antara mereka, jika dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim No. 233)
4. Shalat pada malam Lailatul Qadar menghilangkan dosa-dosa yang lalu
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا، غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barang siapa yang shalat malam pada malam Lailatul Qadar karena iman dan ihtisab (mendekatkan diri kepada Allah) , maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 35, 38, 1802)
5. Shalat malam (tarawih) Pada Bulan Ramadhan menghilangkan dosa-dosa yang lalu
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Barang siapa yang shalat malam pada Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari No. 37 1904, 1905)
6. Dibuka Pintu Surga, Dibuka pinta Rahmat, Ditutup Pintu Neraka, dan Syetan dibelenggu
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَان فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِين

“Jika datang Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dibelenggu.” (HR. Muslim No. 1079)
Dalam hadits lain:

إذا كان رمضان فتحت أبواب الرحمة، وغلقت أبواب جهنم، وسلسلت الشياطين

“Jika bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu rahmat, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dirantai.” (HR. Muslim No. 1079)
7. Allah Ta’ala Langsung Membalas Pahala Puasa
 Firman Allah Ta’ala dalam hadist Qudsi :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَهُوَ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Setiap amalan anak Adam itu adalah (pahala) baginya, kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari No. 1795, Muslim No. 1151, Ibnu Majah No. 1638, 3823, Ahmad No. 7494, Ibnu Khuzaimah No. 1897, Ibnu Hibban No. 3416)
8. Disediakan Pintu Ar Rayyan bagi orang yang puasa
Haditsnya:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar Rayyan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat nanti, dan tidak ada yang memasuki melaluinya kecuali mereka. Dikatakan: “Mana orang-orang yang berpuasa? Maka mereka berdiri, dan tidak ada yang memasukinya seorang pun kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup, dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melaluinya.” (HR. Bukhari No. 1797, 3084, Muslim No. 1152, At Tirmidzi No. 762, Ibnu Majah No. 1640)
9. Bau mulut orang puasa lebih Allah Ta’ala cinta di banding kesturi
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

… Demi Yang Jiwa Muhammad ada di tanganNya, bau mulut orang yang berpuasa lebih Allah cintai u dibanding bau misk (kesturi) …” (HR. Bukhari No. 1904 dan Muslim No. 1151)
10. Dua kebahagiaan bagi orang berpuasa
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح، وإذا لقي ربه فرح بصومه

“Bagi orang berpuasa ada dua kebahagiaan: yaitu kebahagiaan ketika berbuka, dan ketika berjumpa Rabbnya bahagia karena puasanya.” (HR. Bukhari No. 1805, 7054. Muslim no. 1151. At Tirmidzi No. 766. An Nasa’i No. 2211, 2212, 2213, 2215, 2216. Ibnu Majah No. 1638. Ad Darimi No. 1769. Ibnu Hibban No. 3423. Al Baihaqi dalam As Sunan No. 7898. Ibnu Khuzaimah No. 1896. Abu Ya’la No. 1005. Ahmad No. 4256, dari Ibnu Mas’ud. Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 10077. Abdurrazzaq No. 7898)
11. Anjuran bersahur
Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

“Bersahurlah kalian, karena pada santap sahur itu ada keberkahan.” (HR. Bukhari No. 1923, Muslim No. 1095)
12. Keutamaan bersahur
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوهُ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walau kalian hanya meminum seteguk air, karena Allah ‘Azza wa Jalla dan para malaikat mendoakan orang yang makan sahur. (HR. Ahmad No. 11086, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: sanadnya shahih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 11086)
Dari Amru bin Al ‘Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السُّحُور

“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah pada makan sahur.” (HR. Muslim No. 1096)
13. Disunnahkan menta’khirkan sahur:
Dari ‘Amru bin Maimun Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
كان أصحاب محمد صلى الله عليه و سلم أعجل الناس إفطارا وأبطأهم سحورا
Para sahabat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling bersegera dalam berbuka puasa, dan paling akhir dalam sahurnya. (HR. Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 7916. Al Faryabi dalam Ash Shiyam No. 52. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf No. 9025)
Imam An Nawawi mengatakan: “sanadnya shahih.” (Lihat Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 6/362), begitu pula dishahihkan oleh Imam Ibnu Abdil Bar, bahkan menurutnya keshahihan hadits tentang bersegera buka puasa dan mengakhirkan sahur adalah mutawatir. (Lihat Imam Al ‘Aini, ‘Umdatul Qari, 17/9. Imam Ibnu Hajar, Fathul Bari, 4/199)
14. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertadarus Al Quran bersama Malaikat Jibril
Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma menceritakan:
وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
Jibril menemuinya (nabi) pada tiap malam malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al Quran bersamanya. (HR. Bukhari No. 3220)
15. Kedermawanan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selama bulan Ramadhan melebihi hembusan angin
Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, menceritakan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin menjadi-jadi saat Ramadhan apalagi ketika Jibril menemuinya. Dan, Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan dia bertadarus Al Quran bersamanya. Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam benar-benar sangat dermawan dengan kebaikan melebihi angin yang berhembus. (HR. Bukhari No. 3220)
16. Memberikan makanan buat orang yang berbuka puasa
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang itu. (HR. At Tirmidzi No. 807, katanya: hasan shahih. Ahmad No. 21676, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 3332. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 3952. Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6415. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: hasan lighairih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 21676, Al Bazzar dalam Musnadnya No. 3775)
17. Memperbanyak doa
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوم

Ada tiga manusia yang doa mereka tidak akan ditolak: 1. Doa orang yang berpuasa sampai dia berbuka, 2. Pemimpin yang adil, 3. Doa orang teraniaya. (HR. At Tirmidzi No. 2526, 3598, katanya: hasan. Ibnu Hibban No. 7387, Imam Ibnul Mulqin mengatakan: “hadits ini shahih.” Lihat Badrul Munir, 5/152. Dishahihkan oleh Imam Al Baihaqi. Lihat Shahih Kunuz As sunnah An Nabawiyah, 1/85. Sementara Syaikh Al Albani mendhaifkannya. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 2526)
18. Doa ketika berbuka puasa
Berdoa diwaktu berbuka puasa juga diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Berikut ini adalah doanya:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika sedang berbuka puasa dia membaca: “Dzahaba Azh Zhama’u wab talatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.” (HR. Abu Daud No. 2357, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 7922, Ad Daruquthni, 2/185, katanya: “isnadnya hasan.” An Nasa’i dalam As sunan Al Kubra No. 3329, Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 1536, katanya: “Shahih sesuai syarat Bukhari- Muslim”. Al Bazzar No. 4395. Dihasankan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 4678)
19. I’tikaf di-‘asyrul awakhir (10 hari tertakhir) Ramadhan
Dari ‘Aisyah Radiallahu ‘Anha:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau diwafatka Allah, kemudian istri-istrinya pun I’tikaf setelah itu.(HR. Bukhari No. 2026, Muslim No. 1171, Abu Daud No. 2462. Ahmad No. 24613, dan lainnya)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ عَشْرَةَ أَيَّامٍ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا

Dahulu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam I’tikaf di setiap Ramadhan 10 hari, tatkala pada tahun beliau wafat, beliau I’tikaf 20 hari. (HR. Bukhari No. 694, Ahmad No. 8662, Ibnu Hibban No. 2228, Al Baghawi No. 839, Abu Ya’la No. 5843, Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan, 2/53)
20. Tarawihnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat di masjid, lalu manusia mengikutinya, keesokannya shalat lagi dan manusia semakin banyak, lalu pada malam ketiga atau keempat mereka berkumpul namun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak keluar bersama mereka, ketika pagi hari beliau bersabda:

قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ

“Aku melihat apa yang kalian lakukan, dan tidak ada yang mencegahku keluar menuju kalian melainkan aku khawatir hal itu kalian anggap kewajiban.” Itu terjadi pada bulan Ramadhan. (HR. Bukhari No. 1129, Muslim No. 761)

Sumber : http://beritapks.com/hadits-hadits-shahih-tentang-shaum-dan-bulan-ramadhan-bag-1/

Senin, 13 Mei 2013

Penghambaan Pada Allah

Rasa penghambaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah bentuk yang paling agung yang dirasakan setiap muslim. Adalah sebuah nikmat besar, yang siapapun tidak dapat mengetahui artinya kecuali mengikhlaskan sepenuh bentuk ibadah hanya kepada Allah, yang tidak ada tandingan bagiNya. Dari semua sisi ini kita akan mencoba memberikan sedikit masukan dan pengajaran kepada para dai, penuntut ilmu dan siapa saja yang sedang mencari tahu tentang bentuk penghambaan seorang manusia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentang  apa, pengertian, dan pembagian penghambaan seorang manusia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketahuilah wahai saudaraku kaum muslimin, bahwa penghambaan itu terbagi menjadi dua, yaitu penghambaan khusus dan umum.
Adapun yang khusus adalah penghambaan dengan penuh cinta dan ketundukkan serta ketaatan yang maksimal, dimana semua inilah yang akan memuliakan dan mengagungkan seorang hamba. Sebagaimana yang tersebut dalam firman Allah,
اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ (١٩)

“Allah Maha Lembut terhadap hamba-hambaNya; Dia memberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Yang maha Kuat, lagi Maha Perkasa.” (QS. asy-Syura:19)
Allah berfirman,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا (٦٣)

“Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. al-Furqan:63).
Bentuk penghambaan seperti ini hanya dimiliki khusus oleh orang-orang yang beriman sedang mereka taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merekalah yang tidak disertai orang-orang kafir yang telah keluar dari syariatNya baik dari perintah ataupun laranganNya. Adapun manusia yang lain sangat menyelisihi dan berbeda dari golongan ini dengan perbedaan yang sangat mencolok.
Maka setiap hamba yang cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikuti apa yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan dan Allah larang serta tunduk kepada syariatNya adalah ia yang paling banyak memiliki rasa penghambaan ini.

Dan seagung-agungnya manusia yang mempunyai kedudukan seperti ini adalah mereka para nabi dan rasul. Dan yang teragung dari mereka adalah nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karena itu tidaklah tersebutkan di dalam Al-Qur’an seorangpun yang disifati dengan sifat penghambaan yang maksimal kecuali hanya beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sifat penghambaan ini sebagai kedudukan yang paling agung sebagaimana kedudukan sebuah wahyu, Allah berfirman,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا (١)

“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya al-kitab (Al-Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya” (QS. al-Kahfi :1). Sebagaimana agungnya juga kedudukan Isra’, lewat ayatNya:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (١)

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari almasjid haram ke almasjid aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. al-Isra’:1), sebagaimana agungnya dakwah lewat firmanNya,
وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا (١٩)
“Dan bahwasannya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembahnya (mengerjakan ibadat) hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuninya (QS. Al-Jin:19). Dan ayat-ayat yang lain.
Sedang kemulian dari segala kemuliaan dari penghambaan ini tidaklah akan dapat teraplikasikan kecuali jika kita sudah memiliki rasa rendah diri dan rasa kepapaan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian itu tidak akan terjadi kecuali jika seorang manusia mampu menyatukan antara rasa kecintaan kepada Allah, rasa takut, serta mengharap segala kemuliaan dan pahalaNya.

Adapun penghambaan umum adalah sebuah penghambaan yang semua makhluk tidak dapat keluar darinya. Atau biasa disebut sebagai sebuah penghambaan yang dipaksakan. Semua makhluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berlaku atas mereka segala ketentuan hukumNya. Yang mereka wajib tunduk terhadap segala ketetapanNya. Siapapun tidak dapat memiliki pada dirinya mara bahaya atau sebuah kenikmatan kecuali atas izin Rabbnya dan Raja Diraja yang dapat mengubah-ubah semuanya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bentuk penghambaan seperti inilah yang terdapat dalam firman Allah, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.”(QS. Maryam: 93).

Adapun penghambaan ini tidak dapat menimbulkan sebuah kemuliaan atau kelebihan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka siapa saja yang berpaling dari bentuk penghambaan yang khusus, maka dia tetap terkungkung dan terpaksa dalam bentuk penghambaan yang umum. Siapapun tidak dapat lari dan keluar darinya. Karena semua makhluk ciptaan adalah hamba Allah, maka siapa saja yang tidak mau beribadah menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia tetap mempunyai pilihan sebagai hambaNya dengan paksa

Mari kita selalu memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Dia menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang ikhlas dan dari para waliNya yang selalu bertaqarrub kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Maha Mengabulkan doa. Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih Tahu dan lebih Bijaksana. Wa Sholallahu alaihi wasalam dan semoga Allah memberikan berkah kepada hambaNya, nabiNya nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, para keluarga, dan sahabatnya semua.
(Majalah Qiblati Edisi 6 Tahun 1)

Pelajaran Dari "PAKU"

Suatu ketika ada seorang anak laki laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi sifat marah sang anak, ayahnya memberi sekantung paku dan menyuruhnya memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama, anak itu telah memakukan 48 buah paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlahnya berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarah daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana sang anak betul betul bisa mengendalikan amarah dan tidak cepat hilang kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini pada ayahnya, yang mengusulkan untuk mencabut sebuah paku setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari hari berlalu dan anak laki laki itu akhirnya memberitahukan ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya.
Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar, “Hmm…kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang lubang dipagar ini. Pagar ini tidak akan pernah sama seperti sebelumnya. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini…di hati orang lain”.

Kamu dapat menusukkan pisau kepada orang lain, lalu kamu mencabutnya. Tapi tidak peduli berapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan luka karena kata kata adalah sama buruknya dengan luka fisik.

Minggu, 12 Mei 2013

ULAT DAN DAUN HIJAU




Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga dimana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

"Apa kabar daun hijau !!” katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang. "Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau.

"Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah Engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.
"Tentu..tentu..mendekatlah ke mari." Daun hijau berpikir, Jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang. tapi tak apalah. Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini namun ia bahagia bisa melakukan sesuatu bagi ulat kecil yang lapar. Tidak lama berselang ketika musim panas datang. Daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa.

Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri.

Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah. Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau,

Alloh akan tetap memberkati dan memelihara kita. Bagi "daun hijau" , berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari Ia akan kering dan jatuh. Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik : kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban. Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan.

Membeli Waktu Ayah

Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul  21.00 malam. Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu  sangat melelahkan baginya. Sesampainya di rumah ia mendapati anaknya yang berusia 8 tahun yang duduk di kelas 2 SD sudah menunggunya di depan pintu rumah.  Sepertinya ia sudah menunggu lama.
“Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya.
Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja,  dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.
“Aku menunggu Papa pulang, karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”, kata sang anak.
“Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta  uang lagi ya?”, jawab sang ayah.
“Ah, nggak pa, aku sekedar..pengin tahu aja…” kata anaknya
.
“Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000. Setiap bulan  rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”, tanya sang ayah.
Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman.
Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.

“Jadi kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000 utuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000 dong!”
“Kamu pinter, sekarang tidur ya..sudah malam!”
Tapi sang anak tidak mau beranjak. “Papa, aku boleh pinjam uang Rp 10.000 nggak?”
“Sudah malam nak, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur”
“Tapi papa..”
“Sudah, sekarang tidur” suara sang Ayah mulai meninggi.
Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya.
Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang terisak-isak sambil memegang uang Rp 30.000.
Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata  “Maafin Papa ya! Kenapa kamu minta uang malam-malam begini.. Besok kan masih bisa. Jangankan Rp.10.000, lebih dari itu  juga boleh. Kamu mau pakai buat beli mainan khan?”
“Papa, aku ngga minta uang. Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”
“Iya..iya..tapi buat apa??” tanya sang Papa.
“Aku menunggu Papa pulang hari ini dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Satu jam saja pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp 30.000. Tadi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp 40.000.. Karena uang tabunganku hanya Rp.30.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000 dari Papa” Sang Papa cuma terdiam.
Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis. Mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis..
Ia lalu segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak..
“Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa.
“Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa  bekerja keras. Maafkan Papa anakku” kata sang Papa ditengah suara tangisnya.
Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang Papanya.
============================
Saya ingin bertanya kepada Anda saat ini..
Sebetulnya, apakah alasan Anda untuk bekerja sangat keras dan mencari kesuksesan karir Anda?
Demi uang yang banyak? Atau sesungguhnya demi keluarga Anda?
Seringkali kita bekerja terlalu sibuk sehingga kita melupakan bahwa di akhir, keluargalah yang terpenting.
Tidak ada gunanya Anda sukses tapi pada akhirnya keluarga Anda telah meninggalkan Anda atau hubungan Anda dengan keluarga telah rusak.
Sesungguhnya, untung anak tersebut bicara dan komunikasi dengan orang tuanya untuk mencurahkan perasaannya.
Sering kali, anak cenderung diam dan bahkan tidak berbicara sama sekali tentang kondisinya kepada orang tua.
Ketika di tanya mereka hanya menjawab “Tidak ada apa-apa”
Bagaimana caranya Anda bisa menyelesaikan masalah jikalau Anda bahkan tidak tahu masalahnya dimana?
Hal ini sering kali terjadi pada anak dan khususnya terjadi pada anak di masa remaja.
Mereka merasa diabaikan/ditinggalkan, tidak di cintai, tidak dihargai oleh orang tuanya sendiri..
Pertanyaan berikutnya mungkin cukup berat untuk Anda..
“Menurut Anda, lebih baik Anda mencintai anak Anda atau Anak Anda merasa di cintai oleh Anda?”
Coba renungkan jawaban dari pertanyaan tersebut..
Jadi, apa yang bisa Anda lakukan?
Pelajari bahasa cinta anak Anda dan lakukan yang terbaik  untuk memenuhi cinta anak Anda.
Setiap anak memiliki bahasa cinta yang berbeda…
Ada yang merasa waktu berkulitas cukup, ada yang berharap  dari hadiah, ada yang perlu di peluk.
Setiap anak unik tapi Anda bisa mengenalnya..
Lalu, bagaimana jikalau mereka tidak berbicara?
Itulah gunanya tulisan tangan mereka. Anda bisa melihat emosi mereka di dalam tulisan tangan mereka.
Itulah pentingnya Anda mengerti akan tulisan tangan dan  mempelajarinya. Anda akan tahu dengan pasti situasi anak  Anda dan apa yang terjadi pada mereka.

Palu Penghacur Kaca


Palu Penghancur Kaca
Apa makna dari pepatah kuno diatas?
Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu (masalah) datang menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.
Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. “Mental baja” adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.
Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa “masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik”. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.
Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!
Jika kita adalah “baja”, kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita. Sebaliknya jika kita “kaca” maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.

Kisah Pohon Apel dan Anak Lelaki



Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.
Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."
Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat Senang melihatnya datang.
"Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel.
"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku..?"
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
"Ayo bermain-main lagi denganku." kata pohon apel.
"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau.
Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah. Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu. Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." Jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." Kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." Jawab anak lelaki itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini. "Kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." Kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita masih kecil, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.

Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya dating ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apapun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.
Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita, tanpa kita sadari. Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan. Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Sabtu, 11 Mei 2013

Mengapa Puasa Disyariatkan?

Oleh: DR. Zuhair Qarami
(Anggota Divisi I'jaz Ilmi Rabithah al-'Alam al-Islami)

Disyariatkannya puasa memiliki banyak hikmah yang besar, yang menjadikannya termasuk diantara kewajiban-kewajiban Islam, satu rukun dari rukun-rukun Islam. Betapa banyak manfaat besar di dalamnya, dan betapa banyak pengaruh berkah yang ada di dalamnya.
Puasa adalah sebuah ibadah yang dengannya seorang hamba mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala, meninggalkan kesenangan dan hawa nafsunya, sebagai bentuk ketaatan kepada Rabb-nya, mendahulukan kecintaan kepada-Nya, mendahulukan apa-apa yang dicintai oleh Pencipta dan Penolongnya daripada sesuatu yang dicintai oleh jiwa dan hawa nafsunya. Maka dengan semua itu tampaklah kejujuran iman dan kesempurnaan peribadatannya kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala .

Di dalam puasa, seseorang bisa berusaha menahan, dan menguasai jiwanya. mengendalikannya menuju kepada kebaikan, kebahagiaan dan keberuntungan jiwa dunia maupun akhirat. Yaitu saat orang tersebut bersabar dalam menjalankan ketaatan dan meninggalkan hawa nafsunya demi perintah Allah Subhanaahu wa Ta`ala .
Di dalam puasa, terdapat pembersihan dan penyucian jiwa dari kesombongan hingga dia tunduk kepada kebenaran, dan meninggalkan syahwat.
Puasa mengingatkan seorang hamba akan keagungan nikmat Allah atasnya, dan besarnya kebaikan-Nya kepadanya. Sesungguhnya jika dia lapar dan haus dia ingat akan perut-perut orang yang kelaparan, dan jiwa-jiwa miskin, hal tersebut menuntun lisannya untuk memuji Allah atas segala nikmat yang telah Dia berikan, serta bersyukur atas anugerah dan kemuliaan yang diberikan kepadanya.
Puasa termasuk sebab terbesar dalam membersihkan jiwa dari kotoran-kotorannya, menyucikan jiwa dengan perbaikan akhlaq serta membersihkan akhlaq tersebut dari segala macam cacat cela, juga mermbersihan hati dan melembutkannya, menanam tanaman taqwa di dalamnya, serta mengokohkannya dengan rasat takut terhadap Sang Pencipta, dan Pemeliharanya.

Allah Subhanaahu wa Ta`ala telah menjelaskan bahwa hikmah kewajiban puasa adalah untuk mewujudkan ketaqwaan. Dan taqwa adalah sebuah kalimat yang mengumpulkan segala macam bentuk kebaikan dengan melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan serta keburukan. Berhati-hati dari ketergelinciran syahwat dan termakan syubhat.  
Sumber: Majalah Qiblati edisi 1 Tahun II

KISAH SAKITNYA IBUNDAKU


KISAH SAKITNYA IBUNDAKU 
Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi

Ibundaku terlahir dan hidup sepanjang usianya di distrik al-Hujun di Makkah al-Mukarromah. Saat penduduk al-Hujun pergi meninggalkan kampung mereka yang sederhana menuju distrik baru yang layak dengan kehidupan kota modern pada hari ini, ibundaku tetap tinggal di kampung bersama dengan sejumlah kecil dari penghuni kampung. Maka jadilah kampung al-Hujun bagi orang seperti kami yang sudah keluar meninggalkannya sebagai tempat yang menyimpan kenangan indah.
Pada saat muncul keputusan pengosongan dan penghancuran kampung al-Hujun, ibu saya ajak pergi ke rumah kakak sulung saya, sementara tangisan dan kesedihan memeras hatinya. Setelah beberapa waktu dari perpindahannya, dimulailah pekerjaan penghancuran. Maka berkatalah ibu, ‘Kalau rumah kita roboh, maka aku juga akan roboh.’ Bersamaan dengan berjalannya hari, dan dekat masa penghancuran rumah kami, mulailah kesehatan ibu saya terpengaruh. Ketik mereka menghancurkan rumah kami, maka kesehatan ibu menurun drastis, kemudian setelah itu beliau terbaring dengan merasakan sakit parah pada kepala beliau.
Maka kami pun membawa beliau ke rumah sakit. Di sanalah tersingkap bahwa beliau terkena penyakit kanker di kepala beliau. Sungguh berita itu laksana petir bagi kami, putra putri beliau. “Keistimewaan” penyakit ini adalah menyebar dengan sangat cepat. Maka para dokter pun memberi tahu kami tentang pentingnya segera operasi. Ketika saya bertanya tentang bahaya operasi dan prosentase keberhasilannya, ternyata harapan tersebut tidak besar (sangat tipis), bahwa beliau akan hidup dalam keadaan buruk, karena keberadaan mereka yang akan menghilangkan satu bagian besar dari kepala, pipi, dan sisi tulang rahang bagian kiri. Semua itu tidak diketahui oleh ibunda, dimana kami beritahukan kepada beliau bahwa itu adalah sakit ringan yang membutuhkan perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit.
Setelah berfikir panjang, saya pun mengambil keputusan untuk tidak melakukan operasi di tengah kebingungan para dokter. Saya mengambil keputusan untuk mengandalkan pengobatan syari’i (ruqyah syar’iyah, air zam-zam, do’a dan shadaqah) padahal ibu saya selalu meruqyah dirinya sendiri, akan tetapi beliau tidak tahu kondisi sakit beliau.
Pada suatu hari, masuklah seorang dokter perempuan ke kamar beliau, lalu memberitahukan kondisi beliau, maka ibu tertimpa kondisi kejiwaan yang sangat buruk. Hingga menjadikan beliau tidak berbicara kecuali jarang, lalu kesehatannya menurut drastis, daya tahan tubuhnya menjadi sangat lemah dimana beliau tidak kuasa dijenguk oleh orang yang terkena influenza atau yang memakai minyak wangi.
Kondisi ibunda sampai kepada kondisi terburuk, yaitu sampai kepada tingkatan tidak makan kecuali dengan infuse. Maka menjadi kuruslah tubuh beliau, dan tulang-tulang beliau menjadi tampak kepada kami karena turunnya berat badan beliau secara drastis.
Kala itu saya berusaha untuk meruqyah beliau dengan ruqyah syar’iyyah, demikian pula salah seorang masyayikh juga meruqyah beliau. Beliau tidak minum kecuali air zam-zam. Akan tetapi setelah lewat beberapa hari, bertambahlah rasa sakit beliau. Kemudian dilakukanlah pemeriksaan dan proses radiologi bagi beliau, lantas menjadi jelaslah penyebaran kanker di kepala menjadi lebih banyak. Setelah beberapa waktu, kanker itu menyebar hingga pada tingkatan beliau tidak mampu lagi membuka mulut beliau. Kemudian kami bisa melihat pembengkakan yang sedikit keluar dari dua bibir. Setelah beberapa hari terus menerus ruqyah, do’a dan shadaqah, serta air zam-zam, tampak juga terus menerusnya penyebaran tumor kanker tersebut yang sampai pada fase membahayakan yang mustahil bisa dilakukan operasi terhadap beliau.
Sekalipun demikian, kami tidak pernah putus asa dari rahmat Allah. Maka sayapun memutuskan untuk safar ke Indonesia untuk beberapa waktu demi mendo’akan beliau saat saya berada dalam safar. Kala itu, beliau telah keluar dari Rumah Sakit menuju rumah beliau. Sekembali saya dari safar, kondisi beliau masih seperti semula. Tetapi, setelah beberapa hari kedatangan saya, sepertinya kami mulai merasakan sesuatu, dari perubahan positif pada kesehatan beliau.
Kurang lebih dua hari setelahnya, kami menjadi yakin akan membaiknya kondisi beliau dari sela berkurangnya kekuatan rasa sakit yang telah dialami oleh beliau bila dibandingkan dengan sebelumnya. Kemudian mulailah kondisi kejiwaan beliau membaik, dimana beliau menjadi mau berbicara dengan orang lain. Kemudian beliau mulai mau makan sedikit. Lalu tubuh beliau mulai membaik, dimana bobot beliau bertambah sedikit.
Bersamaan dengan perasaan bahagia kami akan perkembangan kesehatan yang besar ini, kamipun membawa beliau ke Rumah Sakit untuk mendiagnosa kondisi beliau. Maka tampaklah hasilnya yang belum pernah ada dalam benak kami, tidak juga dalam benak para dokter.
Yang mengejutkan, di tengah diagnose tersebut adalah mulai bertambahnya jumlah para dokter yang kemudian mengumumkan dengan keheranan akan tidak ditemukannya tumor apapun di kepala beliau. Itu adalah sebuah kebahagiaan besar bagi kami, yang saya tidak bisa mensifatkannya kepada Anda sekalian. Akan tetapi cukuplah saya katakan bahwa hal itu adalah sebuah kebahagiaan yang sangat besar. Maka para dokter pun bertanya dengan penuh keheranan, apa yang telah kalian lakukan hingga tumor itu hilang dari kepalanya? Maka kami beritahukan kepada mereka dengan apa yang telah kami lakukan. Maka kebahagiaan para dokter pun sangat besar, karena keberadaan mereka yang telah mengatakan, ‘Bahwa kami dulu pernah mendengar sesuatu seperti ini telah terjadi pada suatu hari, dan kami tidak mengetahui kebenaran cerita itu dari kedustaannya, akan tetapi kami sekarang melihatnya dengan mata kepala kami satu kondisi yang kami dulu berharap agar kondisi itu melewati kami dalam kehidupan kedokteran kami.’
Ketika ibu mengetahui berita tersebut, maka kondisi kesehatan beliau menjadi lebih baik, hingga beliau kembali seperti sedia kala selama kurang lebih satu minggu. Maka segala puji bagi Allah, dengan pujian yang banyak, atas nikmat-Nya yang Dia anugerahkan kepada kami. Segala puji bagi Allah, dengan pujian orang-orang yang pandai bersyukur.
Sesungguhnya saya dengan kisah ini, tidaklah bertujuan riya’ atau sum’ah dibaliknya, mudah-mudahan Allah melindungi kami dan Anda semua dari yang demikian. Namun saya ingin menanamkan pengobatan syar’i di tengah manusia, serta bertawakkal kepada Allah, dan bersandar kepada-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya dulu, sebelum segala sesuatau.

YA ALLAH, SEMBUHKANLAH, ORANG-ORANG SAKIT KAMI, DAN ORANG-ORANG SAKIT KAUM MUSLIMIN.

Sumber : http://qiblati.com/kisah-sakitnya-ibundaku.html

Mukjizat Alloh yang Mencengangkan Para Ilmuwan Barat




Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.


Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan  denyutan cahaya elektrik itu  berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!!!
Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengng tidak tahu harus berkomentar apa.

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar  dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan kajian dan penelitian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu!”
Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (٤٤)

 “…Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra`: 44)
Tidaklah suara denyutan halus tersebut melainkan lafazh jalalah (nama Allah) sebagaimana tampak dalam layar.
Maka keheningan dan keheranan yang luar biasa menghiasi aula di mana ilmuwan muslim tersebut berbicara.
Subhanallah, Maha suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih mengagungkan nama Allah. Akhirnya orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian ini, yaitu profesor William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang di bawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1.400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia memberikan hadiah al-Qur`an dan terjemahnya kepada sang profesor.
Selang beberapa hari setelah itu, profesor William mengadakan ceramah di Universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam al-Qur`an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan syahadatain: “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq  melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya!”
Seorang profesor ini telah mengumumkan Islamnya di hadapan para hadirin yang sedang terperangah.
Allahu akbar! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya, dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Islam!
(Majalah Qiblati Edisi 11 Tahun I)

Jumat, 08 Februari 2013

Dampak Positif Menahan Pandangan

 Ibnul Qoyyim rahimahulloh berkata dalam kitab ad-Da’ wad-Dawa’(penyakit dan obatnya) mengatakan: "Pandangan adalah anak panah Iblis yang beracun. Barangsiapa  melepaskan pandangannya maka akan menyesal selamanya". Dalam menahan pandangan ada beberapa manfaat, diantaranya:
  1.  Bahwasannya menahan pandangan merupakan kepatuhan pada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ini merupakan puncak kebahagiaan hamba di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (٣٠)

    “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nur: 30)
  2. Bahwasannya menahan pandangan dapat mencegah pelakungan dari sampainya pengaruh anak panah yang beracun barangkali didalamnya terdapat pengaruh racun yang dapat merusak hatinya.
  3. Bahwasannya menahan pandangan akan mewariskan ketenangan dan  kemesraan bersama Allah didalam hati dan perasaan  ingin selalu bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena sesungguhnya melepas pandangan akan memecah dan membagi hati dan menjauhkannya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  4. Bahwasannya menahan pandangan akan menguatkan hati dan membuatnya senang, sebagaimana melepas pandangan akan melemahkan hati dan membuatnya sedih.
  5. Bahwasannya menahan pandangan akan membuat hati bercahaya, untuk inilah Allah Subhanahu wa Ta’ala. menyebut ayat an-Nur (cahaya ) setelah perintah menahan pandangan. Dia yang Maha Tinggi berkata: “Katakanlah kepada orang-orang beriman agar mereka menahan pandangan mereka”, kemudian setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Allah (Pemberi) cahaya langit dan bumi.”
  6. Bahwasannya menahan pandangan akan mewariskan firasat yang benar yang dengan firasat tersebut pelakunya (pemilik hati) dapat membedakan yang haq dan yang bathil, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberi hamba balasan terhadap amalnya, karena menahan pandangan termasuk amal. Maka apabila seorang hamba menahan pandangannya dari apa saja yang dilarang Subhanahu wa Ta’ala pasti Dia akan memberi ganti padanya dengan melepas cahaya bashirohnya (memberi cahaya hati) dan membuka baginya pintu ilmu, ma’rifah dan firasat yang benar.
  7. Bahwasannya menahan pandangan akan mewariskan keteguhan, keberanian dan kekuatan didalam hati.
  8. Bahwasannya menahan pandangan akan menutup jalan masuk kehati bagi syaitan, karena sesungguhnya syaithan masuk melalui pandangan dan menembus hati melalui pandangan lebih cepat dari udara dan ditempat kosong.
  9. Bahwasannya menahan pandangan akan memberi kesempatan kepada hati untuk mecurahkan segenap pikiran dan tenaganya dalam kemashlahatan-kemaslahatannya.
  10. Sesungguhnya antara mata dan hati terdapat  celah dan jalan masuk yang mengharuskan pemisahan satu dengan yang lain, ia akan baik dengan baiknya dan akan  rusak karena rusaknya. Apabila hati rusak maka rusaklah pandangan, dan apabila pandangan rusak maka rusaklah hati. Begitu pula kebalikannya di bidang kebaikan.
Inilah sebagian faidah menahan pandangan. Kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan karunia dan kemuliaan-Nya untuk menjaga kita semua dari ketergelinciran, sebagaimana saya meminta PadaNya agar kita jadi termasuk orang yang data memberdayakan nikmat-nikmat Allah dalam ridha-Nya. Amin.(Sy)

Majalah Qiblati Edisi 9 Tahun I

Sumber : http://qiblati.com/dampak-positif-menahan-pandangan.html

Jumat, 01 Februari 2013

Mukjizat Larangan Laki-Laki dan Wanita yang Bukan Mahram Berjabat Tangan

Banyak orang bertanya-tanya terutama orang yang sok modern, mengapa Islam melarang dan mengharamkan jabat tangan antara laki-laki dan wanita dan mengapa Islam membuat tembok pemisah antara keduanya? Pertanyaan ini muncul karena mereka tidak ingin terikat dengan aturan-aturan Allah Subhanahu Wata’ala. Mereka ingin mengikuti kata nafsunya dan ingin meniru kehidupan orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah. Namun Alhamdulillah sains modernpun telah memberikan jawaban untuk hal ini. Jika demikian kemanakah mereka hendak melarikan diri?

Ilmu anatomi menetapkan bahwa permukaan tubuh manusia itu diliputi oleh 5 juta sel, masing-masing sel ini bertugas mentransfer rangsangan yang dialami oleh panca indera. Oleh karena itu ketika ada anggota tubuh seorang laki-laki bersentuhan dengan anggota tubuh wanita maka mengalirlah diantara keduanya hubungan yang akan membangkitkan syahwat. Ilmu anatomi menegaskan bahwa hal ini juga terjadi pada indera penciuman. Indera penciuman itu tersusun dari berbagai unsur yang berkaitan erat dengan alat vital. Oleh karena itu jika seorang laki-laki atau perempuan mencium aroma  tertentu, maka aroma tersebut akan merangsang jaringan syaraf alat vital. Demikian pula indera pendengaran, indera ini juga berhubungan dengan alat vital oleh karena itu jika ada seorang laki-laki atau wanita yang mendengar irama-irama tertentu semacam mendengar ucapan-ucapan yang berhubungan seks atau mendengar suara lembut yang manja dari seorang wanita maka seluruh sel akan bergerak dan menerjemahkan rangsangan ini kepada alat vital.

Inilah penegasan para pakar anatomi dan kedokteran yang spesialis menangani hal ini, bahkan permasalahan ini dikaji diberbagai universitas internasional. Meskipun demikian kami kaum muslimin menyatakan bahwa firman Allah itu sudah cukup bagi kami, dan sungguh maha benar Allah yang menjaga orang-orang yang beriman baik laki-laki ataupun perempuan dan menutup rapat-rapat pintu-pintu syetan dan jalan-jalan kerusakan. Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman supaya mereka menundukkan sebagian pandangan-pandangan mereka dan menjaga kemaluan-kemaluan mereka. Demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah mengetahui segala hal yang mereka lakukan.” (QS an-Nur: 30)

Sumber : http://qiblati.com/mukjizat-larangan-laki-laki-berjabat-tangan-dengan-wanita.html

Kisah Indah Tentang Iman Kepada Takdir Allah

Ini adalah kisah nyata. Ada seorang hamba shalih yang diuji oleh Allah dengan anaknya, setiap kali anaknya lahir dan berkembang sebentar sebagai bayi yang mungil, lucu dan menyenangkan, selalu ajal menjemputnya dan merenggut nyawanya dari pangkuannya. Maka iapun sedih sangat dalam, hatinya hancur dan tersayat-sayat tajam. Namun karena ia adalah seorang mukmin yang shaleh, ia tidak kehilangan kendali dan kesabaran, bahkan ia selalu menepati sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan mengatakan:

« إِنَّا  للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ للهِ مَا أَعْطىَ وَللهِ مَا أَخَذَ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارِ أَللَّهُمَّ أَجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَاخْلُفْنِيْ خَيْرًا مِنْهَا »

“Sesungguhnya kita hanyalah milik Allah dan kepada-Nya pula kita kembali. Bagi Allah apa yang Ia berikan dan bagi Allah apa yang Ia ambil. Segala sesuatu disisi-Nya ada takdirnya. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”

Hingga datanglah anak yang ketiga. Setelah tumbuh sehat selama beberapa tahun, anaknya sakit dan semakin parah sakitnya hingga bayang-bayang kematianpun tiba. Sang ayah yang menungguinya dengan setia tak kuasa menahan air mata hingga ia terserang kantuk dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi bahwa kiamat telah tiba dan kedahsyatannyapun nampak di depan mata. Dia melihat bahwa dirinya berada diatas shirat, dia ingin berjalan akan tetapi ada kekhawatiran untuk jatuh, lalu datanglah anak pertama yang telah meninggal. Dia berlari lalu berkata, ‘Saya akan menopangmu ayah!’ Sang ayahpun mulai berjalan, akan tetapi ia masih was-was khawatir terjatuh dari sisi yang lain, maka ia melihat anak keduanya menghampirinya dari sisi yang lain lalu menuntunnya. Sang ayahpun bergembira ria dan bersuka cita. Akan tetapi tidak lama ia berjalan ia merasakan ada kehausan yang semakin lama semakin mencengkeram, maka ia meminta kepada salah seorang anaknya agar memberinya minum. Sang anak mengatakan: Tidak! Jika salah seorang kita meninggalkan ayah, ayah bisa terjatuh ke neraka.”
Maka saudaranya menimpali: “Ayah, andaikan saja saudara kita yang ketiga bersama kami tentu dia sekarang dapat memberi minum …!”
Maka sang ayah kaget terbangun dari tidurnya seraya memuji kepada Allah karena ia masih di dunia dan belum kiamat. Diapun langsung memperhatikan anaknya yang tergeletak sakit disampingnya. Ternyata ia telah pergi menyusul kedua saudaranya. Maka segera ia mengatakan: “Segala puji bagi Allah, aku telah menjadikanmu sebagai simpanan dan pahala disisi Allah. Engkaulah yang mendahuluiku diatas shirat di hari kiamat.” Maka kematian anaknya yang ketiga menjadi penyejuk hatinya.

(Sumber : Majalah Qiblati Edisi 2 Tahun I)

Selasa, 29 Januari 2013

TERJEMAHAN QS. AL-FATIHAH : 1-7

TERJEMAHAN QS. AL-FATIHAH : 1-7

1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. segala puji[2] bagi Allah, Rabb semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai[4] hari Pembalasan[5].
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama Dzat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (Tuhan) berarti: Rabb yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Allah, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Allah yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Rabb yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Wallahu a'lam

Senin, 14 Januari 2013

Deteksi Dini Ciri Penyakit Jantung pada Tubuh

Detak jantung dan nadi merupakan salah satu indikasi bahwa seseorang masih hidup. Oleh karena itu, jika jantung kita terganggu, maka nyawa kita juga terancam.
Namun, jangan khawatir. Ada beberapa ciri penyakit jantung yang bisa kita ketahui untuk upaya pencegahan. Ciri penyakit jantung juga relatif mudah dikenali daripada gejala penyakit lain.
Ciri umum penyakit jantung antara lain: nyeri luar biasa di daerah dada, terutama sebelah kiri; sakit rahang, sakit gigi, dan sakit kepala; sesak napas, mual, muntah, keringat berlebih, rasa panas di daerah jantung; gangguan pencernaan, nyeri pada lengan, dan rasa tidak enak badan.
Ada baiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala semacam itu. Pada artikel ini kita akan membahas secara spesifik ciri penyakit jantung koroner.
Jantung koroner merupakan penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan kematian mendadak. Meski begitu, masih banyak orang yang mengabaikan ciri penyakit jantung koroner karena seringkali dianggap sebagai gangguan kesehatan biasa.
Berikut ciri penyakit jantung koroner yang sebaiknya Anda ketahui. Hati-hatilah bila merasakan nyeri dada yang amat sangat, hal ini merupakan tanda umum penyakit jantung dan intensitasnya akan berbeda pada setiap orang.
Napas pendek juga merupakan salah satu ciri penyakit jantung yang biasanya disertai dengan jantung berdebar-debar. Hal ini disebabkan kurangnya pasokan oksigen dan darah ke jantung atau akibat pengaruh serangan jantung sebelumnya.
Apabila jantung tidak dapat memompa aliran darah dengan lancar, tubuh akan lemas. Ditambah lagi nyeri jantung dapat menjalar ke bagian tubuh lain seperti leher dan tangan.
Ciri penyakit jantung lain yang patut Anda waspadai adalah apabila rasa nyeri itu mengakibatkan pusing hingga pingsan. Seringkali, penderita dengan ciri penyakit jantung terlambat dibawa ke dokter atau instalasi gawat darurat sehingga dapat menimbulkan akibat yang lebih fatal yaitu kematian.
Ciri penyakit jantung juga hampir mirip dengan gejala masuk angin. Anda bisa juga mengalami mual bahkan muntah serta gangguan pencernaan. Namun, pada penyakit jantung gejalanya lebih ekstrem. Keringat berlebih juga merupakan ciri penyakit jantung.
Ciri penyakit jantung berikutnya adalah merasa cepat lelah setelah beraktivitas. Jika Anda mengalaminya, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Ciri penyakit jantung seperti ini juga sering disepelekan oleh penderita serangan jantung karena merasa itu hal yang wajar dan telah menjadi "makanan" sehari-hari.
Intinya, apabila Anda merasa ada yang tidak beres di bagian jantung Anda, cegahlah sebelum semuanya terlambat. Jantung terletak di rongga dada sebelah kiri.
Akan tetapi, nyeri di punggung bagian atas juga dapat mengindikasikan Anda sedang mengalami serangan jantung. Jika sudah seperti ini, pemeriksaan diri ke dokter merupakan upaya pencegahan terbaik.
Hal itu tidak hanya dilakukan jika Anda mengalami ciri penyakit jantung, tetapi juga jika Anda memiliki riwayat keluarga berpenyakit jantung, merasa mudah stres dan kaget serta mempunyai kadar kolesterol tinggi dan penyakit darah tinggi. Itulah beberapa pokok mengenai ciri penyakit jantung.
Olahragalah secara teratur untuk mencegah timbulnya ciri penyakit jantung. Mulailah dengan olahraga ringan seperti jalan-jalan pagi di sekitar rumah atau mendatangi instruktur dan ahli gizi agar mendapat panduan yang cocok bagi kesehatan jantung Anda.
Anda juga seharusnya memperbanyak asupan makanan yang kaya serat dan mengurangi makanan berkolesterol tinggi agar terhindar dari resiko penyakit jantung.

Kamis, 03 Januari 2013

Abu Bakar Ash-Shiddiq (2)

Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar Ash-Shiddiq rodhiyallohu 'anhu membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.

Ketika peristiwa Hijrah, saat Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam  pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar Ash-Shiddiq rodhiyallohu 'anhu adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar Ash-Shiddiq rodhiyallohu 'anhu juga terikat dengan  Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah rodhiyallohu 'anha menikah dengan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam  beberapa saat setelah Hijrah.

Selama masa sakit  Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq rodhiyallohu 'anhu ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq  rodhiyallohu 'anhu akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar  Rodhiyallohu 'anhu sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun ((632)) M.


Bersambung.....

Rabu, 02 Januari 2013

Tata Tertib Keluarga (3)

Amaliyah yang harus diutamakan Oleh Orang Tua


  • Doa, senantiasa berdoa untuk keluarga, agar diberikan keberkahan di dalam keluarga.
  • Seorang Ayah atau Orang tua harus menjadi panutan bagi Anak-anaknya.
  • Mengajarkan Al-Quran kepada keluarga.
  • Mensyukuri nikmat yang diberikan Allah 'azza wa jalla.
  • Saling nasehat menasehati dalam keluarga 
  • Mencari makanan yang halal dan dengan jalan yang halal, bukan dengan jalan yang haram.
  • Membangun kebiasaan, misalnya membiasakan anak dengan hal-hal yang baik misalnya mendengarkan bacaan Al-Quran dan bukan yang buruk seperti mendengarkan nyanyian-nyanyian yang tidak ada faedahnya.
  • Memberikan kabar gembira, dan menyembunyikan dari mereka kabar yang buruk, serta selalu memberi mereka peringatan ketika mereka berbuat salah dengan peringatan yang lembut.
Ini adalah tulisan yang terakhir... dari 3 tulisan semoga bermanfaat.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...