*****TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN-KOMENTAR-JEMPOL-DAN-FOLLOW ANDA DI ARFAN BLOG™ MENEBAR ILMU MERAIH AMAL*****

Jumat, 08 Februari 2013

Dampak Positif Menahan Pandangan

 Ibnul Qoyyim rahimahulloh berkata dalam kitab ad-Da’ wad-Dawa’(penyakit dan obatnya) mengatakan: "Pandangan adalah anak panah Iblis yang beracun. Barangsiapa  melepaskan pandangannya maka akan menyesal selamanya". Dalam menahan pandangan ada beberapa manfaat, diantaranya:
  1.  Bahwasannya menahan pandangan merupakan kepatuhan pada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ini merupakan puncak kebahagiaan hamba di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (٣٠)

    “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nur: 30)
  2. Bahwasannya menahan pandangan dapat mencegah pelakungan dari sampainya pengaruh anak panah yang beracun barangkali didalamnya terdapat pengaruh racun yang dapat merusak hatinya.
  3. Bahwasannya menahan pandangan akan mewariskan ketenangan dan  kemesraan bersama Allah didalam hati dan perasaan  ingin selalu bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena sesungguhnya melepas pandangan akan memecah dan membagi hati dan menjauhkannya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  4. Bahwasannya menahan pandangan akan menguatkan hati dan membuatnya senang, sebagaimana melepas pandangan akan melemahkan hati dan membuatnya sedih.
  5. Bahwasannya menahan pandangan akan membuat hati bercahaya, untuk inilah Allah Subhanahu wa Ta’ala. menyebut ayat an-Nur (cahaya ) setelah perintah menahan pandangan. Dia yang Maha Tinggi berkata: “Katakanlah kepada orang-orang beriman agar mereka menahan pandangan mereka”, kemudian setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Allah (Pemberi) cahaya langit dan bumi.”
  6. Bahwasannya menahan pandangan akan mewariskan firasat yang benar yang dengan firasat tersebut pelakunya (pemilik hati) dapat membedakan yang haq dan yang bathil, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberi hamba balasan terhadap amalnya, karena menahan pandangan termasuk amal. Maka apabila seorang hamba menahan pandangannya dari apa saja yang dilarang Subhanahu wa Ta’ala pasti Dia akan memberi ganti padanya dengan melepas cahaya bashirohnya (memberi cahaya hati) dan membuka baginya pintu ilmu, ma’rifah dan firasat yang benar.
  7. Bahwasannya menahan pandangan akan mewariskan keteguhan, keberanian dan kekuatan didalam hati.
  8. Bahwasannya menahan pandangan akan menutup jalan masuk kehati bagi syaitan, karena sesungguhnya syaithan masuk melalui pandangan dan menembus hati melalui pandangan lebih cepat dari udara dan ditempat kosong.
  9. Bahwasannya menahan pandangan akan memberi kesempatan kepada hati untuk mecurahkan segenap pikiran dan tenaganya dalam kemashlahatan-kemaslahatannya.
  10. Sesungguhnya antara mata dan hati terdapat  celah dan jalan masuk yang mengharuskan pemisahan satu dengan yang lain, ia akan baik dengan baiknya dan akan  rusak karena rusaknya. Apabila hati rusak maka rusaklah pandangan, dan apabila pandangan rusak maka rusaklah hati. Begitu pula kebalikannya di bidang kebaikan.
Inilah sebagian faidah menahan pandangan. Kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan karunia dan kemuliaan-Nya untuk menjaga kita semua dari ketergelinciran, sebagaimana saya meminta PadaNya agar kita jadi termasuk orang yang data memberdayakan nikmat-nikmat Allah dalam ridha-Nya. Amin.(Sy)

Majalah Qiblati Edisi 9 Tahun I

Sumber : http://qiblati.com/dampak-positif-menahan-pandangan.html

Jumat, 01 Februari 2013

Mukjizat Larangan Laki-Laki dan Wanita yang Bukan Mahram Berjabat Tangan

Banyak orang bertanya-tanya terutama orang yang sok modern, mengapa Islam melarang dan mengharamkan jabat tangan antara laki-laki dan wanita dan mengapa Islam membuat tembok pemisah antara keduanya? Pertanyaan ini muncul karena mereka tidak ingin terikat dengan aturan-aturan Allah Subhanahu Wata’ala. Mereka ingin mengikuti kata nafsunya dan ingin meniru kehidupan orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah. Namun Alhamdulillah sains modernpun telah memberikan jawaban untuk hal ini. Jika demikian kemanakah mereka hendak melarikan diri?

Ilmu anatomi menetapkan bahwa permukaan tubuh manusia itu diliputi oleh 5 juta sel, masing-masing sel ini bertugas mentransfer rangsangan yang dialami oleh panca indera. Oleh karena itu ketika ada anggota tubuh seorang laki-laki bersentuhan dengan anggota tubuh wanita maka mengalirlah diantara keduanya hubungan yang akan membangkitkan syahwat. Ilmu anatomi menegaskan bahwa hal ini juga terjadi pada indera penciuman. Indera penciuman itu tersusun dari berbagai unsur yang berkaitan erat dengan alat vital. Oleh karena itu jika seorang laki-laki atau perempuan mencium aroma  tertentu, maka aroma tersebut akan merangsang jaringan syaraf alat vital. Demikian pula indera pendengaran, indera ini juga berhubungan dengan alat vital oleh karena itu jika ada seorang laki-laki atau wanita yang mendengar irama-irama tertentu semacam mendengar ucapan-ucapan yang berhubungan seks atau mendengar suara lembut yang manja dari seorang wanita maka seluruh sel akan bergerak dan menerjemahkan rangsangan ini kepada alat vital.

Inilah penegasan para pakar anatomi dan kedokteran yang spesialis menangani hal ini, bahkan permasalahan ini dikaji diberbagai universitas internasional. Meskipun demikian kami kaum muslimin menyatakan bahwa firman Allah itu sudah cukup bagi kami, dan sungguh maha benar Allah yang menjaga orang-orang yang beriman baik laki-laki ataupun perempuan dan menutup rapat-rapat pintu-pintu syetan dan jalan-jalan kerusakan. Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman supaya mereka menundukkan sebagian pandangan-pandangan mereka dan menjaga kemaluan-kemaluan mereka. Demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah mengetahui segala hal yang mereka lakukan.” (QS an-Nur: 30)

Sumber : http://qiblati.com/mukjizat-larangan-laki-laki-berjabat-tangan-dengan-wanita.html

Kisah Indah Tentang Iman Kepada Takdir Allah

Ini adalah kisah nyata. Ada seorang hamba shalih yang diuji oleh Allah dengan anaknya, setiap kali anaknya lahir dan berkembang sebentar sebagai bayi yang mungil, lucu dan menyenangkan, selalu ajal menjemputnya dan merenggut nyawanya dari pangkuannya. Maka iapun sedih sangat dalam, hatinya hancur dan tersayat-sayat tajam. Namun karena ia adalah seorang mukmin yang shaleh, ia tidak kehilangan kendali dan kesabaran, bahkan ia selalu menepati sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan mengatakan:

« إِنَّا  للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ للهِ مَا أَعْطىَ وَللهِ مَا أَخَذَ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارِ أَللَّهُمَّ أَجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَاخْلُفْنِيْ خَيْرًا مِنْهَا »

“Sesungguhnya kita hanyalah milik Allah dan kepada-Nya pula kita kembali. Bagi Allah apa yang Ia berikan dan bagi Allah apa yang Ia ambil. Segala sesuatu disisi-Nya ada takdirnya. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”

Hingga datanglah anak yang ketiga. Setelah tumbuh sehat selama beberapa tahun, anaknya sakit dan semakin parah sakitnya hingga bayang-bayang kematianpun tiba. Sang ayah yang menungguinya dengan setia tak kuasa menahan air mata hingga ia terserang kantuk dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi bahwa kiamat telah tiba dan kedahsyatannyapun nampak di depan mata. Dia melihat bahwa dirinya berada diatas shirat, dia ingin berjalan akan tetapi ada kekhawatiran untuk jatuh, lalu datanglah anak pertama yang telah meninggal. Dia berlari lalu berkata, ‘Saya akan menopangmu ayah!’ Sang ayahpun mulai berjalan, akan tetapi ia masih was-was khawatir terjatuh dari sisi yang lain, maka ia melihat anak keduanya menghampirinya dari sisi yang lain lalu menuntunnya. Sang ayahpun bergembira ria dan bersuka cita. Akan tetapi tidak lama ia berjalan ia merasakan ada kehausan yang semakin lama semakin mencengkeram, maka ia meminta kepada salah seorang anaknya agar memberinya minum. Sang anak mengatakan: Tidak! Jika salah seorang kita meninggalkan ayah, ayah bisa terjatuh ke neraka.”
Maka saudaranya menimpali: “Ayah, andaikan saja saudara kita yang ketiga bersama kami tentu dia sekarang dapat memberi minum …!”
Maka sang ayah kaget terbangun dari tidurnya seraya memuji kepada Allah karena ia masih di dunia dan belum kiamat. Diapun langsung memperhatikan anaknya yang tergeletak sakit disampingnya. Ternyata ia telah pergi menyusul kedua saudaranya. Maka segera ia mengatakan: “Segala puji bagi Allah, aku telah menjadikanmu sebagai simpanan dan pahala disisi Allah. Engkaulah yang mendahuluiku diatas shirat di hari kiamat.” Maka kematian anaknya yang ketiga menjadi penyejuk hatinya.

(Sumber : Majalah Qiblati Edisi 2 Tahun I)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...