*****TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN-KOMENTAR-JEMPOL-DAN-FOLLOW ANDA DI ARFAN BLOG™ MENEBAR ILMU MERAIH AMAL*****

Senin, 27 Juli 2015

DAKWAH

Bismillah.
"DAKWAH itu bukan PILIHAN | tapi KEWAJIBAN.
KEWAJIBAN itu harus diTUNAIKAN | jangan diABAIKAN.
diTUNAIKAN dengan IKHLAS | tanpa mengharap BALAS.
IKHLAS itu ditujukan pada ALLAH | bukan pada manusia makhluk LEMAH.
jangan lupa, ITTIBA' juga PENTING | jangan hanya ngikutin TRANDING.

BERDAKWAH itu harus SABAR | dan juga banyak BELAJAR.
BERDAKWAH kok cepat BOSAN | apa nggak malu pada AR-RAHMAN
Insaan... Insaan, Kerja sedikit saja sudah MENGELUH | gimana kerja yang lebih, mungkin RAPUH dan JATUH".
WaLLahu a'lam

Namlea, 10 Syawwal 1436 H
Al Faqir Arfan

SEDEKAH = NIKAH

Bismillah.
Nasehat bagi Saya Pribadi dan Juga Bagi Sahabat sekalian.
Ada Ikhwah yang Ingin nikah, ia sudah cukup matang. Tapi ia nggak cukup mapan. Ia masih khawatir.

Khawatir ini dan itu, salah satunya MAHAR pas nikah nantinya. Takutnya dimintain yang gede', lalu ia nggak mampu. Ia juga khawatir dengan masalah2 yang akan muncul nantinya setelah Nikah.

Sahabat, Ini dia kata kuncinya "KALAU MAU NIKAH.... RAJIN SEDEKAH"
Apalagi Sedekah pas bulan Ramadhan kayak gini.. In Syaa ALLAH. ALLAH ta'ala yang menjamin, karena ALLAH telah menjanjikan hal itu. JANGAN RAGU!
Saya rasa, saya nggak perlu menyebutkan dalil, Karena Sahabat sekalian sudah, dan bahkan lebih tahu. Tapi, harus diingat ILMU MENUNTUT AMAL.
WaLLAHU waliyyut Taufiq.

Yang setuju silahkan diAMALKAN.

# SalamRamadhan
# SalamSedekah

Sumber gambar : www.jogjaayoberbagi.org

Namlea, 29 Ramadhan 1436 H
Al Faqir Arfan

UJIAN

Bismillah.
Diri kita adalah ujian bagi dirinya | dan dirinya akan menjadi ujian bagi diri kita | Ketika kita memahami ujian itu lalu kita 'menjawab'nya dengan benar | Maka In Syaa ALLAH, kita akan lulus dengan predikat memuaskan | Begitu pula sebaliknya |

Namun masih ada ujian-ujian yang lain | Ujian yang juga perlu kita fahami dan 'jawab' dengan benar | dan ujian itu tidak akan berakhir kecuali ketika kita telah benar benar lulus | Lulus dengan predikat memuasakan yaitu predikat Masuk Surga ALLAH subhanahu wa ta'ala, yang luasnya seluas langit dan bumi |

Maka, setiap orang yang mendapatkan ujian berharap bisa 'menjawab'nya dengan benar dan mendapat predikat lulus | Akan tetapi bagaimana ia berharap 'menjawab' dan lulus ujian itu apabila ia tidak melakukan persiapan untuk 'menjawab' |

Lakukanlah Persiapan Untuk 'Menjawab' Ujian mulai sekarang ! | Jangan sampai terlambat, lalu timbul penyesalan. WaLLAHU a'lam.

NML, 28 Ramadhan 1436 H
Al Faqir  Arfan

AWAS TERJERAT


Bismillah...
Bagaimana kabar sahabat, Ikhwan dan Akhwat | Semoga dalam lindungan Allah Ta'ala. Sehat wal 'afiyat | Dengan iman yang kokoh dan kuat | Kepada SANG Pemilik Nikmat.

Sebuah renungan singkat | Namun semoga menjadi inspirasi bagi manusia sejagat.

Ia seorang yang patuh dan taat | Pada Rabbnya, dan juga pada Nabinya yang amanat | Ia beriman kepada kitab suci dan juga malaikat-malaikat | Begitu juga pada takdirNya dan hari Akhirat | Masalah dunia, ia tidak terpikat.

Ia paham akan syariat | Ia juga mengerti apa itu hakikat | Ia membantah orang-orang yang mengaku berada dalam tingkatan ma'rifat | Ia menentang keras para pengikut tarekat | Ia paham bahwa bid'ah itu sesat | dan berusaha memerangi pemikiran pemikiran sesat | Ia berhindar diri dari khurafat | Karena ia takut mendapat laknat.

Ia adalah orang yang penuh amanat | Ia mendirikan shalat lima waktu dan juga menunaikan zakat | Bacaan Al-Quran dan Puasa2 sunnahnya pun tidak kalah hebat | Shalat tahajjud tidak terlewat | Ia rajin bersedekah, memberikan yang bermanfaat.
Kajian, Ta'lim, Menuntut ilmu ad-Dien selalu diingat | Ia juga banyak memberi petuah dan nasihat | Ia begitu menjaga aurat | Ia selalu berhati-hati terhadap perkara syubhat | Lisannya senantiasa tertutup rapat, dari perkataan2 yang kotor dan tidak sehat | Dan Subhanallah, silaturahim serta muamalahnya sangat terjaga erat.

Namun itu dahulu, sekarang ia telah terjerat | Ia berubah 180 derajat | Dahulu ia taat, kini ia ingkar dan terlena akan maksiat | Dahulu ia berada di jalan selamat | Siapa sangka kini ia tersesat | Ia tidak lagi kuat terhadap cobaan dunia yang sesaat | Ia telah berlepas diri dari amanat | Hanya karena terpikat, lalu menentukan pilihan yang tidak akurat | Pilihan untuk dunianya dan sudah tentu pilihan akhirat | Na'udzu biLlahi min dzalika, wahai sahabat ikhwan dan akhwat.

Harapan baginya pun tersirat | Yaitu, semoga Allah memberi hidayah, lalu ia bertaubat | Kembali kepada jalan yang benar dan tepat | Sebelum ajalnya semakin mendekat | Atau setidaknya ia mampu mengucapkan syahadat | Dihari ketika ia telah sekarat | Sehingga ia bisa merasakan nikmatnya Rahmat | Dari SANG Penerima taubat | Allah subhanahu wa ta'ala,Yang Maha Kuasa dan Maha Hebat.

Al-faqir Arfan
Namlea, 25 Ramadhan 1436 H

DA'I ADALAH UMPAN

Bismillah...
Tulisan ini untuk memotivasi diriku dan sahabat-sahabat Da'i yang sangat aku cintai karena ALLAH azza wa jalla.

"Seorang Da'i, ia bagaikan sebuah umpan yang siap sedia mengait ikan-ikan harapan".
Iya, ku katakan demikian karena itu sesuai dengan pengalaman yang aku rasakan.

"Seorang Da'i adalah sebuah umpan bagi mad'unya, mad'u yang kelak menjadi sahabatnya dalam menegakkan kalimat tauhid, mad'u harapan yang kelak 'menggigit' Al-Quran dan Sunnah dengan gigi gerahamnya"

"Seorang Da'i harus mampu mengait mad'unya ikut bersamanya, meskipun ini tidak selamanya terjadi (karena kita ketahui bahwa Hidayah milik ALLAH jalla wa 'alaa), tetapi minimal ia mampu membawa ke jalan yang mengarah kepada dakwah dan Hidayah-Nya, baik ia dalam keadaan suka atau bahkan dalam keadaan duka".

"Seorang dai adalah sebuah umpan bagi 'ikan-ikan' yang kelaparan. Kelaparan akan ilmu, Kelaparan akan pengetahuan ad-diin (Agama)".

"Karena seorang dai adalah sebuah umpan, maka ia harus menjadi umpan yang baik, ia harus menjadi umpan yang segar, yang bisa menarik hati ikan ikan harapan."

"Seorang dai haruslah menghiasi dirinya dengan Akhlak yang baik, berpenampilan syar'i, menghiasi dirinya dengan pakaian yang indah (syar'i), dan juga menghiasi dirinya dengan pakaian yang terbaik yaitu pakaian takwa,..
"Wahai anak cucu adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa itulah yang lebih baik....." (Terjemahan QS. Al 'Araf : 26)"

"Ketika sebuah umpan adalah umpan yang baik, umpan yang segar, umpan yang mampu menarik hati, maka ikan ikan akan berkumpul mengelilinginya, dan tidak sedikit dari mereka akan saling berebutan hanya untuk mendapatkan manfaat darinya".

"Ketika salah seekor ikan atau bahkan semua ikan telah menikmati  umpan yang baik itu, umpan yang segar itu, dan ia juga telah terkait oleh kail, maka ia tidak akan pernah menyesal telah memakan umpan itu, ia bahkan merasa bangga ia mampu untuk mengorbankan dirinya, ia akan merasa puas terhadap apa yang telah ia lakukan, dan yang lebih fantastis ia akan bersyukur bisa memberikan manfaat kepada yang membutuhkannya"

Begitulah seorang dai, yang ketika mad'unya telah tertarik dengan dirinya, tertarik dengan Akhlaknya, tertarik dengan penampilannya yang indah (syar'i) maka mereka akan mengerumuni dirinya, berusaha mendekati dirinya, berharap bisa seperti dirinya, dan juga bisa mendapat manfaat darinya"

"Ketika salah seorang dari mad'unya, atau bahkan semua mad'unya telah terkait dengan dirinya maka, mereka tidak akan pernah menyesal bersahabat dengan dirinya, bahkan mereka akan rela berkorban dalam setiap urusan, apatalagi yang namanya urusan ad-diin, dan tentu mereka akan sangat bersyukur telah mendapat manfaat dari dirinya, yang kelak manfaat itu bisa diseberluaskan kepada yang membutuhkan"
Mohon maaf apabila ada kata2 yang salah...

WaLLAHU a'lam bish-shawwab.
Namlea, 23 Sya'ban 1436 | 18.20 WIT
Al Faqir Arfan bin Qasim

USTADZ KOK GITU

Bismillah
Sahabat, Membaca judul tulisan di atas kita akan berfikir dan bertanya. Apa kira-2 maksud tulisannya. Rasa penasaran pun mengantar kita untuk menyelami tulisan tersebut.

Sahabat, Tulisan ini merupakan tulisan ke-2 yang Spesial untuk memotivasi diriku dan Sahabat Da'iku.

Sahabat Da'i
Ketika kita mendapat tugas dakwah di tempat yang mungkin saja tidak kita harapkan karena bukan tempat yang kita kenal atau bahkantidak pernah kita dengar. Maka tentunya tempat itu akan menjadi tempat yang aneh atau asing bagi kita. Masyarakatnya asing karena mereka tidak mengenal kita. Lalu apa yang terjadi? Berbagai cara kita lakukan untuk memperkenalkan diri ke Masyarakat. Salah satu contohnya adalah Silaturahim. Silaturahim ke Camatlah, Kadeslah, Pak Imam, Tokoh Masyarakat yang dianggap berpengaruh, dan bisa jadi seluruh masyarakatnya. Wal hasil kitapun dikenal oleh seluruh kalangan masyarakat, dari anak-anak sampai orang dewasa, bukan hanya kenal sebagai orang biasa tapi dengan nama USTADZ (karena misi dakwahnya) Masyarakat memanggil kita USTADZ karena tujuan dakwah. Mengajar Mengaji (TKA-TPA), mengisi Majelis Taklim, Khutbah Jumat, Jadi Imam, bahkan menjadi Mufti (orang yang memberikan fatwa), atau apalah yang memang nampak kayak USTADZ di mata Masyarakat.

Sahabat Dai
Rasa bahagiapun mungkin terbesit di hati kita. Dan otomatis mulai Semangat untuk berdakwah, entahlah semangatnya karena ikhlas untuk Allah, ataukah Samangat karena ingin mendapat pujian dari masyarakat, Ataukah semangat karena merasa telah dekat dengan Masyarakat, atau...??? Wallahu a'lam.

Sahabat Dai
Yang harus kita ingat adalah.. "Kepercayaan Masyarakat kepada kita". Setelah apa yang
telah kita lakukan dari dakwah kita, Masyarakat akan melihat kita sebagai orang yang sempurna, orang yang suci dan tidak berdosa. Sehingga sedikitpun kita berbuat salah, citra baik kitapun hancur. Kita berbeda dengan yang lain. Orang lain berbuat salah
sudah biasa, namun kita? Kita bersalah berbagai ucapanpun melayang, dan salah satunya adalah "USTADZ KOK GITU?" Mendengar ucapan itupun mungkin kita akan berkelah "USTADZ JUGA MANUSIA" Memang betul USTADZ JUGA MANUSIA PUNYA SALAH DAN DOSA,...

Sahabat Dai
Terlepas dari semua itu, yang perlu kita ketahui bahwa ucapan itu bisa menjadi cambukan bagi kita agar kita tetap memperhatikan perilaku kita sebagai hamba Allah yang beriman dan bertaqwa kepadaNya, dengan mentaati perintahNya dan menjauihi laranganNya. Bagaimana mungkin kita yang menyeru kepada kebaikan, namun kita berperilaku tidak baik (berbuat salah). Dan Bagaimana mungkin kita yang melarang kemungkaran namun kita yang mengingkarinya... Wallahu waliyyut Taufiq

Al Faqir Arfan

Jumat, 09 Januari 2015

ALQURAN DAN AWAN CUMULUS NIMBUS

  

Bismillah. Sahabat, begitu Agungnya Al-Quran. Sampai peristiwa yang saat ini ramai diperbincangkan oleh dunia pun telah dijelaskan dalam Al-Quran. Berikut ini tulisan salah seorang Ustadz tentang hal itu, silahkan dibaca.

Pesawat Airbus Air Asia A 320 dengan nomor penerbangan QZ 8501 telah hilang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura.

Jatuhnya pesawat tersebut disebabkan oleh awan Cumulus Nimbus yang yang tinggi seperti gunung-gunung raksasa yang dapat menyebabkan turbulensi dan mesin mati. Oleh karena itu, awan ini kerap dihindari oleh para pilot.
“Di dalam awan Cumulus Nimbus terdapat butiran es yang menyebar, dan badai petir yang mengkilat, kalau butiran es itu masuk ke engine maka dapat menyebabkan engine mati,” jelas pakar dirgantara.
Ajaibnya Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi wa sallam 1400 tahun silam tanpa pesawat, tanpa satelit dan tanpa teropong dapat menjelaskan jenis awan Cumulus Nimbus yang dituliskan dalam kitab Al-Quran
"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan lalu mengumpulkannya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (awan Cumulus Nimbus seperti) gunung-gunung tinggi, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir saja menghilangkan penglihatan". [QS. An-Nur 24 : 43]

( Ustdz Hossen)
Sumber : http://www.alfatih.web.id/2015/01/alquran-dan-awan-cumulus-nimbus.html

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...