Bersin adalah satu perkara yang penting dalam kehidupan manusia, akan tetapi manusia tidak mengetahui bahwa bersin adalah sebuah “kematian kecil”!
Manusia, takkala bersin dia mati sementara, hingga kemudian kembali untuk kehidupannya yang baru!
Ketika bersin, segala organ pada tubuh, baik pernafasan, pencernaan, dan saluran air kencing berhenti. Demikian juga jantung berhenti berdenyut takkala kita sedang bersin. Bersin adalah cara pertahanan diri yang genius dan penting untuk menghilangkan segala problematika saluran pernafasan, baik segala macam kotoran, atau dari segala macam benda asing yang masuk melalui lubang hidung. Dengan demikian, bersin merupakan penjaga yang terpercaya, yang dapat mencegah benda asing masuk dalam saluran udara di bawah tulang hidung.
Ketika benda asing menyentuh bulu-bulu hidung, baik serangga yang membahayakan atau yang lainnya, maka bulu-bulu hidung tersebut akan memberi peringatan (sinyal) dengan kecepatan yang sangat menakjubkan, yaitu dengan memerintahkan untuk membuat penghalang dengan sebuah penarikan nafas, kemudian diikuti pengeluaran nafas yang keras -yang kita sebut dengan bersin - melewati hidung untuk mengeluarkan bahya yang masuk. Demikian juga sekaligus mencegahnya meneruskan jalan melewati saluran pernafasan menuju paru-paru.
Pembaca yang Budiman
Sesungguhnya kecepatan bersin mencapai 100 km/jam. Dan jika kita bersin dengan keras, mungkin sekali kita dapat memcahkan satu dari tulang-tulang rusuk kita. Dan jika kita mencoba untuk menghentikannya untuk tidak keluar, maka dia akan menyebabkan keluarnya darah di dalam leher atau kepala hingga menyebabkan kematian. Dan jika kita biarkan kedua mata kita terbuka ketika bersin, bisa-bisa mata kita akan keluar dari rongganya.
Semenit atau kurang dari semenit setelahnya, kita akan merasa biasa saja -jika Allah berkehendak-, seakan tidak terjadi sesuatupun.
Para dokter klasik menganggap bersin sebagai sebuah cahaya kehidupan. Mereka mempunyai sebuah ukuran derajat kesehatan, bahwa manusia ketika tertimpa suatu penyakit yang bahaya maka dia tidak mempunyai kemampuan untuk bersin. Dan mereka menganggap bersinnya seseorang yang sakit adalah sebuah cahaya kehidupan. Mereka mempunyai sebuah ukuran derajat kesehatan, bahwa manusia tatkala tertimpa suatu penyakit yang bahaya maka dia tidak mempunyai kemampuan untuk bersin. Dan mereka menganggap bersinnya seseorang yang sakit adalah sebuah kabar gembira kebaikan yang akan terjadi padanya, dan sebuah harapan baik berupa jauhnya dia dari bahaya.
Pembaca yang Budiman
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menyebutkan kepada kita tentang pentingnya bersin bagi tubuh kita, dengan membaca Alhamdulillah dan memerintahkan kepada orang yang mendengarkannya untuk ber-tasymith (membaca yarhamukallah yang artinya: Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu). Lafadz-lafadz ini mewahyukan, bahwa disana ada bahaya yang datang kemudian datanglah bersin untuk mengusir –dengan izin Allah- musuh pengganggu dan menenangkannya hingga akhirnya sang empunya selamat, sehat wal afiat.
Demikian inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajari kita bagaimana kita ber-tasymith terhadap orang yang bersin atau yang berarti mendoakannya dengan ucapan yarhamukallah.
Pembaca yang Budiman
Yang dimaksud disini adalah bersin yang biasa saja, adapun bersin sakit yang terjadi karena pilek atau salesma misalnya, maka orang yang tertimpa, tiap kali bersin membaca Alhamdulillah. Akan tetapi bagi yang mendengar hendaknya ber-tasymith pada yang pertama dan kedua saja. Dan setelah ini mendoakan baginya kesehatan dengan ucapan ‘Afakallah (semoga Allah menyehatkanmu).
Oleh karena itu kalimat Alhamdulillah adalah sebuah ungkapan terima kasih kepada Allah atas keberhasilan ini. Maka pujilah Rabbmu dan bersyukurlah kepada-Nya, wahai anak cucu Adam…
Subhanallah!