*****TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN-KOMENTAR-JEMPOL-DAN-FOLLOW ANDA DI ARFAN BLOG™ MENEBAR ILMU MERAIH AMAL*****

Sabtu, 11 Mei 2013

Mengapa Puasa Disyariatkan?

Oleh: DR. Zuhair Qarami
(Anggota Divisi I'jaz Ilmi Rabithah al-'Alam al-Islami)

Disyariatkannya puasa memiliki banyak hikmah yang besar, yang menjadikannya termasuk diantara kewajiban-kewajiban Islam, satu rukun dari rukun-rukun Islam. Betapa banyak manfaat besar di dalamnya, dan betapa banyak pengaruh berkah yang ada di dalamnya.
Puasa adalah sebuah ibadah yang dengannya seorang hamba mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala, meninggalkan kesenangan dan hawa nafsunya, sebagai bentuk ketaatan kepada Rabb-nya, mendahulukan kecintaan kepada-Nya, mendahulukan apa-apa yang dicintai oleh Pencipta dan Penolongnya daripada sesuatu yang dicintai oleh jiwa dan hawa nafsunya. Maka dengan semua itu tampaklah kejujuran iman dan kesempurnaan peribadatannya kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala .

Di dalam puasa, seseorang bisa berusaha menahan, dan menguasai jiwanya. mengendalikannya menuju kepada kebaikan, kebahagiaan dan keberuntungan jiwa dunia maupun akhirat. Yaitu saat orang tersebut bersabar dalam menjalankan ketaatan dan meninggalkan hawa nafsunya demi perintah Allah Subhanaahu wa Ta`ala .
Di dalam puasa, terdapat pembersihan dan penyucian jiwa dari kesombongan hingga dia tunduk kepada kebenaran, dan meninggalkan syahwat.
Puasa mengingatkan seorang hamba akan keagungan nikmat Allah atasnya, dan besarnya kebaikan-Nya kepadanya. Sesungguhnya jika dia lapar dan haus dia ingat akan perut-perut orang yang kelaparan, dan jiwa-jiwa miskin, hal tersebut menuntun lisannya untuk memuji Allah atas segala nikmat yang telah Dia berikan, serta bersyukur atas anugerah dan kemuliaan yang diberikan kepadanya.
Puasa termasuk sebab terbesar dalam membersihkan jiwa dari kotoran-kotorannya, menyucikan jiwa dengan perbaikan akhlaq serta membersihkan akhlaq tersebut dari segala macam cacat cela, juga mermbersihan hati dan melembutkannya, menanam tanaman taqwa di dalamnya, serta mengokohkannya dengan rasat takut terhadap Sang Pencipta, dan Pemeliharanya.

Allah Subhanaahu wa Ta`ala telah menjelaskan bahwa hikmah kewajiban puasa adalah untuk mewujudkan ketaqwaan. Dan taqwa adalah sebuah kalimat yang mengumpulkan segala macam bentuk kebaikan dengan melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan serta keburukan. Berhati-hati dari ketergelinciran syahwat dan termakan syubhat.  
Sumber: Majalah Qiblati edisi 1 Tahun II
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

KAMI MEMBUTUHKAN KOMENTAR ANDA, MAKA SILAHKAN BERKOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN

by ARFAN ALKENDARY

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...